Bahkan seandainya angin minta maaf pun, daun itu masih tetap jatuh. Tapi meski
saat aku merasa dalam posisi daun jatuh, nyatanya kita tidak sama seperti angin
dan daun jatuh. Bukankah kita diberi akal, sedangkan angin dan daun jatuh tidak
berakal. Ya, kita hanya bisa mengambil hikmahnya saja dari mereka. Minta maaf
atau pun tidak sang angin, daun tetap jatuh tanpa membencinya. Saat aku merasa
sedang dalam posisi daun jatuh, aku jadi mempertanyakan diriku sendiri. Apa aku
tidak layak untuk dipertahankan? Kenapa angin yang selama ini mengayun-ayun
bersamaku malah pelan-pelan membuatku jatuh? membuatku kering dan hampir
membunuhku. Saat kamu minta maafpun, aku masih tetap jatuh. Sebagai yang
berakal, kita tidak pernah tau dalamnya hati orang. Tapi kita punya akal untuk
mengendalikan diri, meskipun itu tidak mudah. Aku terkadang merasa seperti daun
jatuh yang terombang-ambing angin, tapi aku masih belum bisa seikhlas daun jatuh
yang tidak kecewa dan tidak marah pada angin. Ternyata karena itulah daun jatuh
ke bumi terlihat sangat cantik dan menenangkan, semoga saja aku bisa
seikhlas daun jatuh. 🍃
Tidak ada komentar:
Posting Komentar