Minggu, 21 Februari 2021

Daun Jatuh (Cerita Bersambung #1)

#1

Hari ini pesanku pada Bumi masih ceklis satu alias belum terkirim, kututup handphoneku dan bergegas ke kamar mandi. Setelah kembali ke kamar, aku membuka lagi handphoneku ternyata ada jawaban dari Bumi.

"Iya Anna." Jawab Bumi.

"Kemana aja?" Tanyaku.

"Kesini." Jawab Bumi sekenanya.

"Mancing?" Tanyaku.

"Iya Anna" Jawab Bumi.

...

Dan kami pun saling bercerita. Namun ditengah-tengah percakapan kami, tiba-tiba dia mengirimkan video dan mengatakan ini tanggal lahir dan tanggal meninggalnya almarhumah, akupun langsung paham siapa yang Bumi maksud. Aku membuka video tersebut, ada dua orang perempuan yang satu sedang menyanyi dan rekannya memainkan gitar.

"Dia (almarhumah) yang mana?" Balas pesanku pada bumi.

"Yang nyanyi." Jawab Bumi.

"Oh bagus suranya." Jawabku.

"Tidur kamu" Jawab Bumi.

"Tadi kamu ke makam?" Tiba-tiba saja aku mengetik pertanyaan itu.

"Iya." Jawabnya.

Aku terdiam. Dan perasaanku campur aduk, aku tidak tau apa yang harus aku katakan lagi. Dan ya aku berusaha menata perasaanku.

"Tadi katanya mancing." Jawabku.

"Iya tadi paginya." Jawabnya.

"Oh iya." Jawabku.

"Rindu seppertinya WKWK." Jawabnya, wah wah aku tidak bisa berkata-kata meskipun jawabannya dengan nada bercanda huhu

Apa aku salah dalam situasi ini merasa kesal, ada sesuatu yang sesak didada dan dari sudut mata ada yang mengalir. Tak terbendung.

Ku balas pesan nya "do'ain aja" berusaha tidak menunjukan perasaanku sesungguhnya. Tapi dada ini masih sesak.

Disatu sisi aku merasa dia terbuka, bahkan saat ditanya ke makam, mengenang almarhumah Yoan dan mengatakan merindukannya. It's okay.

Tapi disisi lain, aku cemburu. It's not okay. Meskipun aku tau betul ini bukan saatnya, bukan sepantasnya dan bukan dan tidak boleh cemburu.

Yoan adalah masalalunya, salah satu prosesnya, historinya. Ayolah kamu sadar Anna, tidak perlu berlebihan.