Minggu, 04 Juni 2017

Harga Dirinya Terluka, Kebanggaannya Berdarah dan Cita-citanya Punah

Assalamualaikum.
Ditengah-tengah nyekrpsi tiba-tiba dateng inspirasi sekaligus unek-unek
yang sudah tidak tahan ingin di share. Langsung saja yaa... Semoga bermanfaat!

Seharusnya para suami paham mengapa istrinya tidak secantik dulu, tangannya tidak selembut dulu, kulitnya tidak sekencang dulu atau bahkan tidak semenarik dulu.
Alih-alih membahagiakannya, malah menyakitinya. Padahal dibalik perubahan 180 derajat secara fisik itu, tumbuh anak-anak yang lucu dan sholeh, rumah yang nyaman untuk ditinggali, masakan yang selalu siap sebelum dan sepulang suami kerja, pakaian yang sudah rapi setiap kali hendak dipakai. Hingga sering bias antara tugas istri dan pembantu.
Setelah pengorbanannya melepaskan karir yang tengah berada dipuncak dan atau keluar dari zona manja sebagai anak perempuan ayah dan ibunya, masihkah pantas suami kecewa padanya atas telah "tidak menarik lagi"nya istri atau bahkan tergoda wanita lain yang entah dari mana asalnya dan tiba-tiba memikat hati suami yang menurutnya "menarik lebih dari istrinya".
Bukankah yang selalu ada, mendukung dan mendampingi dari nol bahkan dari minus hingga dipuncak adalah sang istri. Dalam keadaan apapun baik senang maupun duka istri selalu ada, bukan dia tidak mampu berdiri sendiri atau menikmati fasilitas dan kasih sayang dari ibu dan ayahnya. Namun berkat rasa cinta dan tanggungjawabnyalah yang membuatnya bertahan, dan tentu dengan keyakinan bahwa bersama sang suami dia mampu melewati segala ujian yang sedang dialami atau yang akan terjadi kedepannya. Terkecuali hati sang suami yang diluar kendalinya, ketika istri dan suami bisa menghadapi segala ujian, namun yang bisa menghadapi ujian dari wanita lain tetaplah suami sendiri, tergantung dari suami bisa menghadapi atau kuat atas godaan itu. Jika suami tergoda wanita lain dengan alasan sang istri yang sudah tidak "menarik" dan "membosankan" atau alasan lainnya, itu hanyalah ALIBI. Suami seperti itu hanya mencari pembenaran dan pembelaan dirinya sendiri. Betapa merusaknya suami seperti itu atas keluarganya, dia tidak hanya menyakiti istrinya namun juga anak-anaknya. Terutama bagi anak perempuannya, bagi anak perempuan ayah adalah cinta pertamanya. Betapa bangganya sang anak menceritakan sang ayah yang amat menyayanginya kepada teman-temannya, terlebih kepada calon suaminya kelak. Sang anak akan membaggakan ayahnya yang begitu menyayangi ibu dan keluarganya, hingga dia bercita-cita kelak akan mempunyai suami yang seperti ayahnya. Baginya ayahnya adalah harga dirinya. Lalu, apa yang terjadi apabila ayahnya mengkhianati dan menyakiti ibunya? Harga dirinya terluka, kebanggannya berdarah, cita-citanya punah dan kepercayaannya terhadap lelaki rusak serta berbagai tekanan batin lainnya. Tidak sadarkah sang ayah atas perlakuannya? Betapa banyak orang yang terluka atas perlakuannya.
Keluarga bahagia yang dibangunnya, perlahan retak dan runtuh. Hanya karena pertahanannya terhadap godaan begitu lemah. Tidak jarang ditemui kasus seperti ini, bahkan dikeluarga atau pun tetangga. Hati merasa miris dan teriris. Lalu sampai kapan penderitaan itu berakhir? Jawabannya adalah sampai para suami sadar dan tidak melakukannya lagi.
Salam.

Kamis, 01 Juni 2017

Be Strong!!!

Assalamualaikum Juni.
Banyak hal dalam benak yang ingin ku ceritakan.
Banyak yang telah terjadi, dan entah berapa banyak lagi yang akan terjadi yang akan mampu aku lalui.
Aku disini, mencoba untuk selalu tegak berdiri dan tegar menghadapi segala yang didepan mata.
Janji yang kubuat pun ku ingkari sendiri, air mata yang ku bendung sudah tak tertahan lagi. Ketika ku sendiri, air mata ini perlahan dan diam-diam menetes hingga deras.
Ingin ku berteriak, sekedar melepaskan yang mengganjal dihati. Haruskah aku?
Aku coba pahami ketika bijakku datang, bahwa tidak ada yang salah dalam kejadian ini, jadi aku tidak akan menyalahkannya atau pun menyalahkan diri sendiri.
Hanya saja, iman tidak tetap. Terkadang naik atau turun, dan ketika turun aku merasa sakit dan sesak seperti sekarang ini.
Tapi bagaimanapun, aku yakin setelah kesulitan ada kemudahan dan ujian datang sesuai dengan kemampuan yang diuji.
Be strong nis!!!
Hidup berjalan terus, tidak berakhir disini :)
Salam.

Kamis, 23 Februari 2017

Dia

Assalamualaikum ^^
CURHAT DONG :D
Beberapa hari kemarin, hari ini dan bahkan besok aku masih memperjuangkan dia. Dia yang di Kabupaten Bandung. Dia yang membuat aku kesana-kemari, memperoleh pengalaman baru, ilmu baru, bahkan membuatku menangis.  Iya dia, data yang akan ku jadikan bahan dalam penyusunan skripsiku. Drama banget yaaaaa ckckck
Lelah? Engga lah, yang ada juga Lillah. Kiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiw :D unch padahal mah ampe nelpon sahabatnya nangis-nangis gitu, kesel atuh da bingung udah berhari-hari kesana ternyata ada misskom dan alhasil udah empat hari kesana masih belum dapet datanya juga L yang bikin nangis itu ketika waktu udah mepet, data belum ada, belum lagi ngurus KKN dan kegiatan organisasi dihari dan waktu yang bersamaan. Parahnya ada-ada aja kejadian teh, masa surat balasannya salah nama pula, dari ANIS SITI SOLIHAT Jadi ANIS SITI MUSLIHAT, MUSLIHAT dari mana coba? Pokoknya rasanya campur aduk banget, bingung mau marah kesiapa dan mengekspresikannya seperti apa hingga akhirnya pecah deh pertahanan si air mata. Padahal itu banyak orang yang lewat, yang lagi duduk disekitar, yang lagi pacaran *eh becanda ketang.
Diwaktu  yang mepet itu aku berencana mengambil surat lagi kekampus yang sebelumnya aku menelpon Pak Muji dulu untuk dibuatkan surat baru, waktu itu sekitar satu setengah jam lagi menuju dinas tutup. Dengan segera aku menuju kampus, pas dipertengahan jalan turunlah rejeki, yakni hujan yang cukup deras hingga membuat aku jibrug karena males di jas. Dan tiba-tiba lagi, si motor mati di tengah jalan yang tersendat-sendat karena macet. Sempurnalah hari itu. Tapi masih untungnya, pas didorong ke samping si motor langsung nyala lagi. Aku pun melanjutkan perjalanan, hingga tiba dikampus sekitar jam empat. Yang tadinya mau nganterin surat ke kabupaten, akhirnya ga jadi kerena waktu ga memungkinkan.
Yaaaa begitulah perjuangan ga ada yang instan, karena yang instan emang cuma mie aja wkwk

Dan sekarang juga, bukannya ngerjain revisian proposal yang timlinenya hari sabtu, malah curat-coret gini. Tobat nis tobat >.< yoooooo kerjain dulu revisian yaaaaw. Wassalam.