Selasa, 14 Desember 2021

Adilnya Ketidakadilan Dunia

Sore ini terjadi perdebatan antara adik kakak yang saling mengiri dalam konteks bercanda, kami saling lempar dan mentertawakan apa yang selama ini cukup meresahkan dalam menjalani hidup. Kami tertawa, tapi hati kecilku agak ngilu.

"ahaha kasihan bla bla bla"

"lebih kasihan lagi aku bla bla bla"

"Ahaha bla bla bla"

Bukannya ingin dikasihani karena keadaan, ketidakadilan atau kejamnya dunia. Bukankah dunia begitu pada setiap orang, bukan pada aku atau kamu saja. Karena begitu mari berhenti berpikir kalo dunia harus maklumin diri ini untuk terus terpuruk dan bahkan tidak berkembang, setiap orang memiliki permasalahan sepaket dengan keistimewaan dalam porsinya tersendiri.

Kadang berat memang, tapi jangan putus asa. Masih banyak hal lain yang patut disyukuri, dibandingkan terus meratapi hal yang sudah terjadi tanpa berbuat apa-apa dan bahkan jangan sampai berbuat menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun oranglain. Meskipun kadang pengalaman tidak selalu membuat berani dan kadang seringnya membuat takut dan lebih berhati-hati untuk berbuat atau melangkah.

Pemikiran seperti ini tidak jarang naik turun, tapi ketika sedang turun tolong ingat untuk tidak menyerah pada keadaan. Yakinlah pasti bisa melewatinya, jalani dan ikhtiarkan yang terbaik. Ambil hikmahnya. Semangat ^_^ 

Senin, 06 Desember 2021

Biar Waras

Barusan nonton live IG Ci Feli @feliciaputritjisaka, ada salah satu kalimat yang bikin lumayan kepikiran dan agak nyangkut dikepala kurang lebih begini "kalo kamu emang mau bertahan ya kamu harus adaptif dengan hal itu, dan kalo kamu ga sanggup ya kamu pergi" ini dalam konteks apapun entah kerjaan, keluarga, relationship, pertemanan, keadaan atau apapun itu. Dan tiba-tiba kepikiran apa yang terjadi ketika suatu hal pergi atau keluar dari hidup aku apa itu berarti dia juga menganut atau berprinsip seperti itu ya? apa gitu ya? gitu ga sih? lah kalo iya emang kenapa? ya gapapa, sebenernya ya ga gapapa sih, tapi ya gimana itu sesuatu diluar kehendak aku, ya gimana dong? 

Ya ga gimana-gimana, fokus aja sama diri, fokus aja sama hal yang bisa dikerjain yang membuat diri produktif dan tumbuh sehat. Jangan kebanyakan mikir yang diluar kehendak atau diluar kemampuan, kalo kebanyakan bikin nyalahin keadaan dan itu ga ngubah apapun menjadi lebih baik. Banyakin bersyukur, bersyukur atas hal-hal yang dimilikin saat ini dan gali potensi diri lalu jadikan dorongan supaya makin maju. Mulai pelan-pelan aja, biasain dari hal kecil yang baik. Biar waras. Semangat, selalu.

Sabtu, 27 November 2021

Malam Ini

 “Waktu Tuhan pasti yang terbaik, walau kadang tak mudah dipahami” by @positif.quote

Waktu, apa yang aku pikirkan dari waktu hingga mengutip salah satu qoute yang kebetulan muncul di explore instagramku? Ya sepertinya aku berharap waktu terbaikku. Apa saat ini bukan waktu terbaik? Bukannya setiap waktu sama saja, sama-sama berharga, sama-sama tidak bisa diulang dan maka dari itu harus melakukan yang terbaik disetiap waktu. Tapi apa yang aku lakukan, aku rasa aku belum melakukan yang terbaik diwaktuku. Aku hanya bersantai-santai menunggu waktu terbaik dari Tuhan datang, bukankah seharusnya berikhtiar lebih fokus dan lebih konsisten lagi kemudian bertemu dengan waktu terbaik dari Tuhan. Jadi ini bukan masalah waktu, tapi masalahnya ada pada diriku sendiri. Lagi-lagi.

Malam ini sepertinya adalah waktunya dan lagi-lagi aku dikait-kaitkan. Yang berbeda kali ini aku merespon lebih objektif. Mungkin ini bukan respon yang beliau harapkan, tapi aku harus. Dan semoga ini yang terbaik untuk semuanya. Maaf untuk beberapa hal mengecewakan, mungkin ini prosesnya. Beberapa hal memang terkadang sulit dipahami, bahkan harus salah paham dulu. Eh entah salah paham atau memang ego yang memutuskan untuk tidak paham, meski sebenarnya paham betul. Hal yang seharusnya sederhana menjadi rumit karena adanya ego, sehingga semuanya terdampak bahkan terluka.

Dari semua yang terjadi pasti di atas izin Allah, diwaktu yang Allah sudah aturkan. Berhenti menyalahkan orang lain dan berhenti menyalahkan diri sendiri, belajarlah memaafkan.

“Memaafkan itu bukan berarti aku maafin kamu dan life goes on, memaafkan itu buat diri sendiri karena kita layak untuk tidak tenggelam dalam emosi dan juga rasa sakit yang sudah diberikan orang lain kepada kita” by Cinta Laura

Selasa, 09 November 2021

Dear, myself


Banyak hal yang sudah terjadi, aku bingung mulai berkisah dari mana. Saat ini yang pasti aku merasa aku sedang belajar mencintai diriku sendiri, belajar ridha dan memasrahkan apa yang menjadi takdir dan nasibku. Beberapa waktu terakhir aku terlalu sombong dan terlalu keras kepala, hingga lupa bahwa aku hanyalah makhuk yang Allah ciptakan pasti dengan suatu tujuan. Lalu kenapa aku masih ngeyel ingin hidup sesuai sekenarioku, padahal semuanya sudah Allah aturkan dan aku hanya perlu berusaha dan berdo'a seoptimal dan semaksimal mungkin serta menjadi makhluk yang senantiasa belajar dan memperbaiki diri, sehingga menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu. Entah berapa lama lagi waktu dan kesempatanku didunia ini, semoga sisa waktuku bermanfaat, berkah dan tidak sia-sia. Aamiin.

Melalui bisikan jemariku ini, semoga memberi manfaat terkhusus untukku menjadi pengingat diri. Dulu aku nulis diary, merekam suara, atau sekedar curat-coret mencurahkan apa yang ada dipikiran dan hati, kini ketika ku coba membaca atau mendengarnya kembali ada suatu hikmah yang mengingatkan diri bahwa aku berproses melalui beberapa hal yang jika suatu waktu kemungkinan menghadapi situasi yang kurang lebih sama, aku harus bisa lebih baik dan lebih bijak menghadapinya.

Dear diriku dimasa depan, kamu mampu, kamu kuat, kamu berharga, kamu layak. Jadi, tidak perlu cemas mengahadapi hidupmu. Percaya dirilah, berdiri diatas kakimu sendiri, jadilah wanita mandiri! Tidak apa-apa sedih, tidak apa-apa nangis, tidak apa-apa cape, selalu semangat. I love you and thank you :)




Kamis, 01 April 2021

Secukupnya

Ada kalanya tidak teriak ketika kamu sangat ingin berteriak itu adalah yang terbaik. Kamu perlu tarik napas pelan-pelan untuk mengendalikan sesakmu, karena bisa jadi kalo kamu memaksakannya sekaligus maka kamu yang akan semakin sakit.

Terluka dan sakit itu wajar, tapi caramu mengatasinya yang membuatmu tumbuh. Berhenti menjadi anak kecil yang mencari seseorang yang mau melindungimu, sejatinya dirimu sendiri yang pada akhirnya mampu menolongmu ataupun sebaliknya. Berhenti merengek "KENAPA AKU? KENAPA BEGINI? KENAPA, KENAPA dan KENAPA LAINNYA." Cukup. Sudah cukup mengeluhmu. Sudah cukup amarahmu berkeliaran tanpa arah. Ridha, coba sedikit demi sedikit kamu ridha. Menangislah secukupnya, bersedihlah secukupnya, berbahagia secukupnya, perbanyak syukur.

Kamar, 1 April 2021

Minggu, 21 Februari 2021

Daun Jatuh (Cerita Bersambung #1)

#1

Hari ini pesanku pada Bumi masih ceklis satu alias belum terkirim, kututup handphoneku dan bergegas ke kamar mandi. Setelah kembali ke kamar, aku membuka lagi handphoneku ternyata ada jawaban dari Bumi.

"Iya Anna." Jawab Bumi.

"Kemana aja?" Tanyaku.

"Kesini." Jawab Bumi sekenanya.

"Mancing?" Tanyaku.

"Iya Anna" Jawab Bumi.

...

Dan kami pun saling bercerita. Namun ditengah-tengah percakapan kami, tiba-tiba dia mengirimkan video dan mengatakan ini tanggal lahir dan tanggal meninggalnya almarhumah, akupun langsung paham siapa yang Bumi maksud. Aku membuka video tersebut, ada dua orang perempuan yang satu sedang menyanyi dan rekannya memainkan gitar.

"Dia (almarhumah) yang mana?" Balas pesanku pada bumi.

"Yang nyanyi." Jawab Bumi.

"Oh bagus suranya." Jawabku.

"Tidur kamu" Jawab Bumi.

"Tadi kamu ke makam?" Tiba-tiba saja aku mengetik pertanyaan itu.

"Iya." Jawabnya.

Aku terdiam. Dan perasaanku campur aduk, aku tidak tau apa yang harus aku katakan lagi. Dan ya aku berusaha menata perasaanku.

"Tadi katanya mancing." Jawabku.

"Iya tadi paginya." Jawabnya.

"Oh iya." Jawabku.

"Rindu seppertinya WKWK." Jawabnya, wah wah aku tidak bisa berkata-kata meskipun jawabannya dengan nada bercanda huhu

Apa aku salah dalam situasi ini merasa kesal, ada sesuatu yang sesak didada dan dari sudut mata ada yang mengalir. Tak terbendung.

Ku balas pesan nya "do'ain aja" berusaha tidak menunjukan perasaanku sesungguhnya. Tapi dada ini masih sesak.

Disatu sisi aku merasa dia terbuka, bahkan saat ditanya ke makam, mengenang almarhumah Yoan dan mengatakan merindukannya. It's okay.

Tapi disisi lain, aku cemburu. It's not okay. Meskipun aku tau betul ini bukan saatnya, bukan sepantasnya dan bukan dan tidak boleh cemburu.

Yoan adalah masalalunya, salah satu prosesnya, historinya. Ayolah kamu sadar Anna, tidak perlu berlebihan.