Minggu, 15 April 2018

Yes I Have

Rumah, 07 April 2018

-mendingan disabled but still want to function dibandingkan perfect but doing nothing with your life. Boy William~

Right, setuju banget sama pernyataan Boy William about it. Deuuh ngomongnya jadi campur gitu, biarin dah ngomong sendiri ini. Lagian udah lama ga berkata-kata pake bahasa inggris, sambil mengingat-ingat lagi materi yang dulu pernah dipelajarin. Keburu lupa dilebur waktu kek mantan,
nah loh mantan kaya yang punya mantan aja :p

Kembali ke pernyataan aa Siwon versi Indonesia (bagi aku sih aa Boy mirip aa Siwon), beuuuh AA haha biarin dah suka-suka wkwk. Membaca pernyataan itu, aku jadi berkaca sendiri. Aku adalah seorang Anis yang banyak kekurangan dan keterbatasan, karena hakikatnya ketidakterbatasan hanya milik Allah. Membaca pernyataan itu, aku ingat betul apa yang ada di diri ini. Keterbatasan, kekurangan, kelebihan dan hal-hal biasa atau luar biasa lainnya yang ada pada diri ini, secara emosi atau secara fisik. Ada yang menjadi takdir dan ada yang menjadi nasib bagi setiap makhluk. Apapun yang Allah titipkan melalui takdir itu entah itu 'perfect' or 'disabled', itulah yang harus kita terima, entah itu oleh orang yang memiliki takdir itu sendiri ataupun makhluk lainnya. But, aku pikir yang utama adalah penerimaan secara ikhlas dari orang yang menerima takdir itu. Seberapapun orang disekitarnya menolak atau menerima keberadaan si penerima 'takdir' itu tidak berpengaruh jika si penerima 'takdir' sudah ikhlas dengan takdirnya. Ketika menerima penolakan, cemoohan atau bahkan hinaan atas takdir 'itu', pasti akan ada rasa sakit. But, tidak masalah selama itu tidak merugikan orang lain dan kita masih tetap bisa beramal (habluminannas wa habluminallah).

Like me, i have disabled. Dulu aku pernah bahkan sering merasa ga ikhlas. Why? Kenapa harus aku? Tapi sekarang aku sudah tau jawabannya. Karena semua yang ada didunia atau pun diakhirat adalah ciptaan Allah, semua milik Allah. Cantik, tampan, sempurna, terbatas dan hal lainnya. Itu semua ciptaan Allah, lalu apa hak kita sebagai yang diciptakan menghakimi pencipta dengan berontak tak menerima takdir itu, yang tentu semuanya yang ada pada diri merupakan titipan yang harus dipertanggungjawabkan. Lalu apa yang pantas disesalkan dan disombongkan ketika diri ini bukan milik kita sendiri?

Adalah hak Allah menciptakan makhluknya seperti apapun juga, sebagai makhluk kita hanya perlu mengiklaskan takdir yang tertulis untuk kita dan mengikhtiarkan nasib kita agar selalu menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Meskipun dalam prosesnya tidak mudah, disanalah letak kualitas kita sebagai makhluk.

So, apapun yang ada pada diri ikhlaskanlah dan upayakan yang terbaik. Karena detik ini tidak akan terulang, setiap detik kita adalah pengalaman pertama dan terakhir dalam hidup. Apapun kata orang, bagamanapun perlakuan orang terhadap kita, entah itu penerimaan atau penolakan. Percayalah jika kita melakukan yang terbaik pada detik itu, kita tidak akan menyesal diwaktu kapanpun.

Pada intinya, teruntuk diri ini semoga bisa dan selalu ikhlas dengan takdir Allah. Jika seseorang bertahan dengan kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirimu, maka bersyukurlah. Jika seseorang itu pergi karenanya, maka bersyukur lebih banyak lagi. Karena kamu tidak hidup untuk diciptakan sempurna untuknya dan tujuannya terhadapmu tidaklah tulus, ingatlah kamu diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Jangan menjadi musyrik oke 👌


#anisreminder