Senin, 24 Maret 2025

Kapan Nikah?

Nikah, satu kata yang akhir-akhir ini menjadi cukup sensitif ditelingaku. Beberapa teman mengingatkan, beberapa kenalan bertanya, beberapa orang ngejudge. Responku masih cukup terkontrol, tapi pikiranku tentu saja overthinking. Dulu kukira aku tidak akan pernah berada disituasi ini, aku mengalaminya diakhir duapuluhanku. Apa ga makin overthinking ga tuh? Wkwkwk

Nikah, satu kata yang dulu pernah aku sangat ingin diusia muda, hmmm saat itu fairy tale. Pernah juga aku ada dititik merasa menikah itu ga perlu, saat itu aku bertemu hal-hal yang cukup mengguncang mentalku sehingga aku hanya mencoba fokus dengan diriku. Dan sejauh ini aku belajar, pandanganku tentang menikah mulai berubah.

Bagiku nikah adalah bagian dari hidup dan bukan tujuan hidup. Bagian tersebut memang dipandang ideal terjadi didalam kehidupan seseorang, tapi bukan berarti seseorang itu menjadi buruk jika dalam hidupnya tidak melalui bagian tersebut. Melalui bagian itu ataupun tidak, banyak hal yang bisa dilakukan.

Terdengar seperti pembelaan karena belum nikah? Terserah. Terdengar seperti kalimat penenang karena belum nikah? Its oke. Setiap orang punya jalannya, punya masanya, punya pilihan.

Jadi kapan nikah?
Aku sedang mempersiapkan diri.

Sabtu, 22 Februari 2025

Melarikan Diri

Karena aku takut perpisahan

Aku melarikan diri dari itu

Bahkan dari sebelum memulainya

Aku membatasi diri sangat keras


Kukira hubungan itu berarti menjadi satu bagian

Tapi aku baru sadar bahwa selalu ada sisi lain

Entah itu baik atau tidak

Tergantung dari mana pandangannya


Aku benci abu-abu, membingungkan

Seperti pengecut yang tidak berprinsip

Tapi akan selalu ada abu dalam setiap pelarian

Entah itu menuju hitam atau putih


Melarikan diri itu memperpanjang kebingungan

Dalam perjalanannya, tak temukan diriku

Hingga aku berhenti dan menata kekacauan itu

Kubentuk kepercayaan untuk kakiku berdiri dan berjalan tanpa perlu berlari, lagi


Minggu, 16 Februari 2025

Seperti Maumu

Disini hujan, disana hujankah?

Kita dibawah langit yang sama

Tapi terasa begitu asing

Tanpa sapa, tanpa jumpa


Semenjak kamu pergi

Aku tertinggal jauh

Jauh dari kamu

Jauh dari rencana kita 


Seperti maumu, aku berhenti

Berhenti menuju arahmu

Kini, lakukan senyamanmu

Aku menyerah


Kamu pengecut, aku penakut

Kamu pergi dengan niat

Aku berhenti tanpa persiapan

Aku hilang arah, kamu melangkah


Lalu selanjutnya?

Aku membuat arahku sendiri

Meski tanpamu, hidup harus tetap berjalan bukan?

Sisanya, aku selalu dan semakin mencintai diriku

Jumat, 31 Januari 2025

Berlagak

Kamu yang meyakinkan

Kamu yang menyerah

Kamu yang berjanji

Kamu yang tidak menepati janji

Kamu yang membuat batasan

Kamu yang melewati batas

Kamu yang selalu berucap jangan hilang

Kamu yang melarikan diri karena tak punya nyali

Kamu yang berkata jangan pergi

Kamu yang meninggalkanku

Aku tersesat sejauh ini, kamu dimana?

Minggu, 12 Januari 2025

Baik-baik Ya!

Aku dengan keras kepalaku

Kamu dengan keras kepalamu

Kita sama keras bukan?

Atau jangan-jangan kita saling menyakiti dengan isi kepala kita sendiri?


Hal yang aku khawatirkan

Kudengar hari ini terjadi

Ingin berlari menghampirimu

Tapi egoku terlalu tinggi, sepertimu bukan?


Meskipun kamu ngeselin, tolong tetap sehat

Meskipun kamu pergi, tolong tetap baik

Meskipun kita tidak utuh, tolong tetap bahagia

Harapan baik untukmu selalu terucap dari gadis kecilmu


Jumat, 20 Desember 2024

Tunas

Janji manis yang memahit itu perlahan hambar

Rindu dibalik kecewa itu perlahan hilang

Keras hati itu berujung pilu

Berjeda hingga retak dan berjarak 


Layakkah disesali?

Jika jeda itu memberi ruang dan waktu

Menumbuhkan tunas-tunas baru

Menari bersama angin


Luka itu masih disana

Bersama masa yang telah usang

Mari sudahi disini

Bersama masa depan yang terang